Selasa, 08 Januari 2019

Paus Farnsiscus



Oleh: Tony Firman - 13 Maret 2018
Dibaca Normal 4 menit
Garam dan terang
dunia. Kesayangan
para jelata.
tirto.id - Naiknya Jorge Mario Bergoglio menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia tidak disangka sebelumnya. Paus Benediktus XVI tiba-tiba mengumumkan bahwa kekuatan fisik dan mentalnya tak memungkinkan lagi untuk terus memegang takhta suci Vatikan. Kabar mundurnya Benediktus pertama kali disampaikan Vatikan pada 11 Februari 2013 pagi hari.

Setelah pengunduran diri secara resmi pada 28 Februari 2013, Vatikan memasuki sede vacante, masa jeda kepausan atau kekosongan kepemimpinan, dan berada dalam proses memilih pengganti. Nama Bergoglio mulanya tidak muncul sebagai pilihan dalam perbincangan setelah mundurnya Benediktus.

Memasuki hari-hari yang kian mendekati pemilihan pada awal Maret, nama kardinal Jorge Mario Bergoglio mulai diperhitungkan dan diusulkan. Bergoglio menyadari hal itu.

“Saya ingin Anda berdoa untuk saya,” tutur Bergoglio kepada pastur Thomas Rosica, teman lamanya, yang sempat berpapasan di Vatikan pada 10 Maret 2013.

Rosica kemudian balik bertanya, "Apakah Anda gugup?"

“Sedikit,” jawab Bergoglio seperti dilansir USA Today.

Dua hari kemudian, pada Selasa malam, Bergoglio dan 114 kardinal lainnya mulai memasuki konklaf untuk memilih paus baru.

Hingga akhirnya pada 13 Maret 2013, tepat hari ini 5 tahun lalu, saat pemungutan suara hari kedua konklaf, Bergoglio muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan menyapa “selamat malam”. Ia resmi menjadi Paus ke-266 yang memimpin Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Kota Vatikan.

Sejarah Baru Kepausan di Abad ke-21

Terpilihnya Bergoglio menandai sejarah baru dalam dunia kepausan. Ia adalah Paus pertama yang berasal dari benua Amerika. Butuh waktu 1.272 tahun bagi Takhta Suci untuk diduduki seorang paus dari luar Eropa sejak Paus Gregorius III asal Suriah (731-741).

Selama ini, meski Santo Petrus—paus pertama sekaligus pendiri Gereja Katolik—berasal dari Betsaida, daerah pinggiran Suriah dekat Galilea, deretan paus penerusnya kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa khususnya Italia. Hanya segelintir yang berasal dari Timur Tengah.

Mundurnya Paus Benediktus XVI sebenarnya juga sesuatu yang langka di tengah lazimnya para paus memimpin sampai tutup usia. Pengunduran diri tersebut adalah kali kedua sejak hampir 720 tahun lalu. Ketika itu Paus Selestinus V memilih mengakhiri jabatan lebih dini pada 13 Desember 1294.

Selain itu, ada Paus Gregorius XII yang pernah melepaskan jabatan kepausannya pada 4 Juli 1415 saat desakan mengakhiri masa Skisma Barat kian menguat. Pada periode ini terjadi konflik politik kepausan di mana ada tiga orang mengklaim sebagai paus yang sah.

Kemunculan Bergoglio

Bergoglio memilih nama Fransiskus atau Francis sebagai nama kepausannya. Ia hendak meneladani dan menghormati Santo Fransiskus dari Assisi.

Lelaki yang hobi menonton sepakbola ini lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Orangtuanya adalah imigran dari Italia.


Karier awal Bergoglio tidak dimulai dari dunia keagamaan. Encyclopaedia Britannica menyebut, selepas SMA ia sempat bekerja singkat di industri pengolahan makanan sebelum akhirnya merasa terpanggil melayani gereja.

Memasuki usia 21, Bergoglio, yang punya riwayat penyakit pneumonia berat, diterima di novisiat Yesuit pada 1958. Ia kemudian melanjutkan jenjang akademisnya dengan belajar sastra di Santiago, Chili dan dapat gelar sarjana filsafat di Buenos Aires, Argentina. Setelah itu, ia mengejar gelar teologi sambil mengajar sastra dan psikologi di sebuah SMA.

Karier pelayanan gereja mulai ditapaki secara serius saat Bergoglio ditahbiskan sebagai imam pada 1969. Berlanjut mengangkat sumpah di Ordo Yesuit pada 1973, hingga memperoleh jabatan sebagai pemimpin Yesuit di Argentina dari 1973 sampai 1979.

Sejak itu, kariernya terus menanjak. Ia menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 1998 dan diangkat sebagai kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II tiga tahun kemudian.

Latar belakang Bergoglio sebagai warga Amerika Latin—bekas wilayah jajahan bangsa-bangsa Eropa—yang kerap diguncang banyak revolusi mempengaruhi pemikiran dan tindakannya ketika menjadi pemimipin tertinggi umat Katolik.

Saat menjadi pemimpin Yesuit Argentina, ia mengklaim pernah menyembunyikan beberapa orang, termasuk membantu melarikan diri ke negara lain, yang dicari dalam aksi bersih-bersih diktator militer Jenderal Jorge Rafael Videla terhadap elemen kiri dan subversif lain. Antara 10.000 sampai 30.000 orang dihilangkan dalam periode yang disebut sebagai Perang Kotor (1976-1983) itu.

Kontroversi Sang Paus

Mengambil nama Fransiskus berarti meneladani serta mencerminkan "kemiskinan dan perdamaian"—sesuatu yang coba ia lakukan selama masa kepausannya. Ia juga banyak menunjuk kardinal dari negara-negara berkembang yang sejauh ini didominasi orang-orang Eropa.

Gebrakan awal Paus Fransiskus adalah pada saat masa pekan pra-Paskah yang bertepatan dengan hari sesudah pelantikannya. Ada sebuah tradisi turun temurun yaitu membasuh 12 kaki orang yang dilakukan oleh paus. Ritual ini meneladani tindakan Yesus yang membasuh kaki 12 muridnya.

Paus Fransiskus kemudian memilih membasuh dan mencium 12 kaki para penghuni penjara yang rata-rata masih muda dalam misa pembasuhan Kamis Putih. Di antara 12 orang tersebut ada seorang Muslim dari Serbia.

Tindakan paus itu menjadi semacam agenda rutin tahunan dan dianggap mendobrak nilai-nilai lama. Dalam tradisi sebelumnya, kaki yang dibasuh lazimnya adalah hanya milik para lelaki, bukan perempuan seperti yang dilakukan Paus Fransiskus sekarang. Kalangan Katolik konservatif, yang belum atau tidak bisa menerima perubahan nilai, banyak mengkritik tindakannya.

Ucapan paus juga tak kalah kontroversial. Seperti pada akhir 2013 silam, ia pernah mengatakan kepada La Civiltà Cattolica, sebuah majalah bulanan terbitan Ordo Yesuit, bahwa gereja kini tak perlu bicara terus menerus mengenai masalah aborsi, kontrasepsi buatan, dan homoseksualitas. Paus Fransiskus berpikir bahwa isu-isu lain, terutama tugas untuk membantu mereka yang miskin dan terpinggirkan, selama ini justru telah diabaikan.


Paus Fransiskus dengan blak-blakan turut mengakui tentang masalah pedofilia, yang dalam beberapa tahun terakhir sebelum ia menjabat menjadi polemik dalam tubuh Gereja Katolik. Dalam wawancara dengan surat kabar La Repubblica pada 2014 lalu, seperti diwartakan National Post, ia tidak segan mengakui bahwa 2 persen dari total jumlah imam Gereja Katolik, termasuk uskup dan kardinal, adalah pedofil. Jumlah itu setara dengan 8.000 orang.

Pada Mei 2013, seperti dilansir BBC, Paus Fransiskus pernah mendesak para pemimpin dunia untuk mencegah ambisi moneter yang berlebihan. Ia menyatakan, ambisi tersebut mirip dengan penyembahan berhala uang dan mendesak mereka untuk memberikan bantuan kesejahteraan.

Saat ISIS kian menguat dan terornya merembet sampai ke Eropa, termasuk pembunuhan seorang pastur tua bernama Jacques Hamel pada 26 Juli 2016 dengan cara digorok ketika memimpin misa di Gereja, Paus memberikan pandangan objektif dan tidak melimpahkan kesalahan kepada Islam.

Ia melihat hampir semua agama selalu memiliki kelompok kecil fundamentalis, tidak terkecuali di kalangan Katolik. "Jika saya harus berbicara tentang kekerasan dalam Islam, saya pun harus berbicara tentang kekerasan dalam Kristen," tutur Paus, merujuk pada beberapa individu Katolik yang melakukan pembunuhan.

Para kapitalis hipokrit juga tak lupa disenggol Paus dalam sebuah misa pagi pada Februari 2017. Menurutnya, jika seorang Katolik tak memberi upah layak, mengeksploitasi orang, melakukan bisnis kotor, dan pencucian uang, lebih baik bagi mereka hidup sebagai ateis daripada masih mengaku Katolik.

Hal baru lain yang diterapkan di lingkungan Vatikan adalah membangun deretan kamar mandi di dekat lapangan Santo Petrus untuk para tunawisma. Dilansir dari Der Spiegel pada 2015 lalu, Paus Fransiskus juga bernegosiasi menjembatani hubungan kembali antara Kuba dan Amerika Serikat, termasuk membikin orang-orang Israel senewen dengan menyebut Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai “malaikat damai”.

Masih banyak lagi daftar pemikiran, ucapan, dan tindakan Paus Fransiskus yang kontroversial karena menyajikan perspektif baru. Sepak terjang Paus Fransiskus selama beberapa tahun belakangan bukannya tanpa perlawanan. Beberapa orang yang tak setuju menyatakan kritiknya, terutama dari kalangan Katolik konservatif.


infografik mozaik paus fransiskus


Penerimaan terhadap Paus

Pew Research baru-baru ini merilis survei tentang pandangan orang Katolik AS terhadap kepemimpinan Sri Paus menjelang lima tahun masa jabatan. Hasilnya, 84 persen mengatakan bahwa mereka, para umat Katolik AS, memiliki pendapat yang positif tentang Paus Fransiskus, 94 persen melihatnya sebagai seorang penyayang, dan 91 persen melihat ada kerendahan hati. Hasil ini diklaim stabil, tak berubah sejak survei yang sama dirilis setahun setelah naiknya Jorge Mario Bergoglio menjadi paus.

Sementara di Eropa, dukungan terhadap kepemimpinan Paus Fransiskus menunjukkan penilaian positif sebesar 84 persen. Di Amerika Latin, wilayah asal Paus Fransiskus, sebanyak 72 persen memberi opini positif. Sosok Paus Fransiskus kurang dikenali di Afrika dengan hanya 44 persen yang menyukainya. Hanya 25 persen yang menilai positif dan pluralis di Timur Tengah. Data ini dihimpun Pew Research pada 2013.

Secara umum, kepemimpinan Paus Fransiskus yang kontroversial dan pelan-pelan membongkar konservatisme Katolik dapat diterima sebagian besar umat.

Beberapa tahun terakhir sebelum kenaikan Paus Fransiskus, otoritas Gereja Katolik disorot tajam karena beberapa skandal negatif yang mencoreng muka seperti pelecehan terhadap anak-anak, korupsi dan pencucian uang, pencurian dokumen di tempat tinggal kepausan, hingga intrik di Kuria (perangkat administratif pusat).

Singkatnya, Bergoglio memanggul harapan besar untuk menata ulang dan membawa Gereja Katolik pada konteks abad terkini. Ia juga harus mengatasi beberapa isu dan permasalahan lain yang menunggu untuk diselesaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar