Duduk, Berdiri, dan Berlutut – Arti Simbolis Seluruh Tata Gerak Misa
Oleh Lorelei Savaryn
Berlutut. Berdiri. Duduk. Berdiri. Duduk. Berlutut. Berdiri. Duduk. Berdiri. Wah!
Ketika orang-orang non-Katolik menghadiri
Misa Katolik, mereka berpikir keras tentang sikap-sikap tubuh yang
dilakukan umat Katolik. Kata-kata seperti, “Oh, berdiri lagi.” Dan
“Kenapa kita berlutut?” dan “Apakah salah jika kita berlutut tetapi
(maaf –red.) bokong kita masih menempel di kursi, terutama jika saya tidak yakin kenapa saya berlutut karena duduk di baris pertama?”
Saya tahu sekali bahwa orang-orang
non-Katolik akan memikirkan hal-hal tersebut, karena saya dulu bukan
seorang Katolik, dan itulah yang ada di benak saya. Saya tidak tahu apa
yang sedang mereka lakukan, ataupun mengapa mereka melakukannya. Saya
hanya berusaha mengikutinya!
Sekarang, sebagai seorang Katolik, salah satu hal yang saya tumbuhkan untuk menghormati Misa adalah bagaimana setiap hal itu memiliki makna.
Setiap tata gerak, sikap, kata-kata yang diucapkan, dan apa yang
dilakukan itu memiliki makna. Semakin memahami tentang apa yang
dilakukan selama Misa, maka Anda akan semakin bisa menghormati
keindahannya.
Itulah sebabnya artikel ini berfokus tentang “mengapa” harus duduk, berdiri, dan berlutut dalam Misa Katolik.
Duduk
Duduk adalah sikap mendengarkan.
Umat Katolik duduk ketika bacaan pertama (seringkali dari Perjanjian
Lama), Mazmur (seringkali dinyanyikan), dan bacaan kedua (Perjanjian
Baru tetapi bukan dari Injil). Kita juga duduk ketika persembahan dan
homili (khotbah).
Kita duduk, siap untuk mendengarkan dan menerima (Sabda Tuhan –red.). Kita duduk untuk menyimak.
Berdiri
Ketika berdoa: Berdiri adalah
sikap doa bagi orang Yahudi sejak sebelum zaman Yesus. Berdiri selama
berdoa juga dapat dilihat di berbagai perikop dalam Alkitab. Jadi,
sebagai seorang Katolik, kita meneruskan untuk menggunakan sikap itu
untuk berdoa sampai hari ini.
Beberapa contoh sikap berdiri ketika Misa
untuk berdoa diantaranya: Ketika doa pembukaan (dipimpin oleh imam),
berdoa Bapa Kami (sebagai satu jemaat), dan Doa Umat (doa permohonan
untuk jemaat).
Ketika Syahadat: Kita berdiri
ketika mengucapkannya bersama-sama tentang apa yang dipercayai oleh umat
Kristen sejak awal mula, dalam bentuk Syahadat Nicea atau Shayadat Para
Rasul. Kita berdiri untuk menegaskan kesatuan kita dan kepercayaan kita
bersama-sama sebagai umat Kristen.
Ketika Bacaan Injil: Berdiri
juga menandakan sebagai tanda hormat. Kita mempunyai beberapa bacaan
dari Alkitab selama Misa, namun kita berdiri ketika Bacaan Injil sebagai
penghormatan khusus, karena di sanalah sabda dan perbuatan Yesus
sendiri berada.
Ketika Prosesi (Perarakan): Kita
berdiri di awal dan akhir Misa, juga bermaksud sebagai tanda hormat
kepada selebran (Imam atau Uskup yang merayakan Misa) yang berarak masuk
di awal Misa dan berarak keluar ketika Misa selesai.
Berlutut
Ketika kita masuk (ke dalam gereja –red.)
untuk merayakan Misa, kita berlutut dengan menekuk lutut di mana salah
satu kaki kita menyentuh lantai. Kita dengan rendah hati mengakui
kehadiran Yesus dalam tabernakel, dalam Ekaristi.
Umat Katolik percaya bahwa Yesus
sungguh-sungguh hadir dalam tubuh, darah, roh dan keilahian-Nya dalam
Ekaristi, yaitu dalam Komuni Kudus. Kita percaya ketika Yesus berkata,
“Inilah tubuh-Ku,” maka Dia memaknainya secara harafiah. Yesus yang
terselubung di balik kehadiran-Nya dalam rupa roti dan anggur, namun
kehadiran-Nya benar-benar nyata dan sepenuhnya ada di sana. Hal ini
adalah yang dipercaya oleh umat Kristen perdana, dan diteruskan untuk
dipercayai sampai dengan hari ini dalam agama Katolik. Jadi, kita
mengakuinya dengan melakukan sikap berlutut. Baca juga artikel “3 Alasan Seorang Katolik Berlutut Ketika Masuk Gereja” oleh Romo Mike Schmitz untuk mengetahui lebih lanjut alasannya.
Berlutut adalah sikap menghormati dan menyembah.
Saat-saat lain ketika kita berlutut adalah selama persiapan untuk dan
sebelum dan sesudah penerimaan Ekaristi (Tubuh dan Darah Kristus dalam
Komuni Kudus). Kita berlutut lagi karena kita percaya bahwa Yesus secara
penuh dan benar-benar hadir dalam Komuni. Jika Anda percaya akan
kehadiran nyata Kristus sendiri, maka berlutut akan menjadi hal yang
wajar untuk dilakukan – mungkin kalau mungkin sujud menyembah sampai
yang paling rendah.
Jadi, kita selalu berlutut ketika Misa
pada bagian ini, dan kami tetap berlutut sampai Elemen-elemen itu (Tubuh
dan Darah Kristus) disimpan kembali di tabernakel, dan kemudian
tabernakel itu ditutup.
Kesimpulan
Setidaknya Anda tahu bahwa kita sebagai umat Katolik tidak hanya bingung dengan apa yang dilakukan oleh tubuh kita selama Misa!
Dan artikel ini hanyalah penjelasan yang
sangat dasar tentang apa yang kita lakukan dengan tubuh kita seluruhnya.
Ada sejumlah gerakan lain yang dilakukan oleh jemaat dan juga yang
dilakukan selebran dalam setiap Misa yang memiliki makna tambahan.
Bagaimana kita menggerakan tubuh kita
mempengaruhi dan mencerminkan keadaan pikiran kita. Contohnya, menunduk
bisa menjadi cerminan kesedihan seseorang, atau kurang percaya diri,
atau malu, dan bisa membuat orang lain melakukan sikap yang sama.
Sementara itu, sikap berdiri tegak dapat mencerminkan sikap bangga, atau
percaya diri, atau berani. Dan contohnya, jika Anda tidak merasa berani
namun melakukan sikap tubuh berani, maka bisa membantu untuk menjadi
berani. Nah, sikap tubuh ketika Misa juga bisa mencerminkan keadaan
pikiran seseorang, dan juga bisa membantu Anda untuk menempatkan diri
Anda dalam pikirian yang benar.
Dan juga, baik ketika Misa maupun di luar
waktu Misa, perubahan sikap tubuh hanya untuk asal bergerak saja sangat
tidak membantu siapapun. Jika Anda duduk, berdiri, dan berlutut ketika
Misa pada saat yang tepat, namun hati Anda tidak berada di dalamnya,
atau perhatiaan Anda terganggu, ataupun tidak fokus pada mengapa diri
Anda melakukan sikap tubuh itu, maka Anda tidak akan mendapatkan manfaat
dari makna sikap tubuh yang dilakukan. Tapi jika Anda mengikuti Misa
dan berlutut menghadap tabernakel, karena Anda dengan rendah hati
mengakui kehadiran Kristus di sana, dan jika Anda duduk dengan niat
untuk mendengarkan dengan segenap akal budi, tubuh, dan jiwa, dan jika
Anda berdiri, dan hati Anda berfokus terhadap doa, dan jika Anda
berlutut mengakui kehadiran Juruselamat Anda, maka kemudian Anda akan
mendapatkan sesuatu.
Sebagaimana dalam seluruh struktur dalam
Misa, dan dalam agama Katolik secara keseluruhan, ada banyak sekali cara
untuk membantu menggerakkan hati, akal budi, dan jiwa Anda dalam
membangun hubungan yang lebih intim dengan Yesus.
Tapi Anda tidak bisa menjalin hubungan itu hanya dengan melalui gerakan saja.
Dan bila Anda benar-benar terlibat, dan
menerima serta merangkul makna di balik apa yang Anda lakukan, maka
rahmat dan sukacita dan kelimpahan akan tersedia bagi Anda dalam Misa
dan dalam Gereja Katolik yang sangat indah, dan satu-satunya yang
membawa Anda lebih dekat kepada Juruselamat Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar